Pernah dengar nama
'Sisingamangaraja' ? Mungkin nama ini tak asing lagi ditelinga, setidaknya
untuk pengguna jalan utama di beberapa daerah. Tapi tahukah kamu, selain
dikukuhkan sebagai nama jalan, ternyata Sisisingamangaraja juga salah satu
aliran kepercayaan yang diakui di Tanah Batak. Saat ini, masih ada sekelompok
orang yang menganut aliran kepercayaan Sisingamangaraja dan menjadi
pemeluknya.
Sisingamangaraja
XII lahir di Bakara, 18 Februari 1845. Beliau merupakan seorang raja di
negeri Toba, Sumatera Utara.
Singamangaraja XII meninggal pada 17 Juni 1907 dalam sebuah
pertempuran dengan Belanda di pinggir bukit Lae Sibulbulen, di suatu desa yang
namanya Si Onom Hudon, di perbatasan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten
Dairi Sebuah peluru menembus dadanya, akibat tembakan pasukan Belanda yang
dipimpin Kapten Hans Christoffel. Menjelang napas terakhir dia tetap berucap,
Ahuu Sisingamangaraja. Turut gugur waktu itu dua putranya Patuan Nagari dan
Patuan Anggi, serta putrinya Lopian. Sementara keluarganya yang tersisa ditawan
di Tarutung.
Sebelumnya ia dimakamkan di Tarutung Tapanuli
Utara, lalu dipindahkan ke Soposurung, Balige pada
tahun 1953. Sisingamangaraja XII sendiri kemudian dikebumikan
Belanda secara militer pada 22 Juni 1907 di Silindung,
setelah sebelumnya mayatnya diarak dan dipertontonkan kepada masyarakat Toba.
Makamnya kemudian dipindahkan ke Makam Pahlawan Nasional di Soposurung, Balige
sejak 14 Juni 1953, yang dibangun
oleh Pemerintah, Masyarakat dan keluarga. Sisingamangaraja XII diberi gelar
Pahlawan Kemerdekaan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Pemerintah Republik
Indonesia No. 590 tertanggal 19 Nopember 1961.
Untuk
mengapresiasi dan menanamkan nilai kepahlawan dalam generasi saat ini, siswa
kelas XII AKuntansi SMKN 1 Onan Ganjang menampilkan drama singkat yang
mengangkat Sejarah perjuangan Sisingamangaraja XII dalam mengusir Penjajah
Belanda. Yuk berkenalah dengan tokoh Sisingamangaraja melalui drama
singkat ini!







0 komentar:
Posting Komentar